PERBEDAAN SUHU COOL BOX DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PADA KEGIATAN MOBILE UNIT DI UDD PMI KABUPATEN BANYUMAS

Cool box merupakan peti pendingin khusus dalam menjaga suhu komponen darah selama transportasi agar tetap terjaga dalam kisaran 2–10°C sesuai standar. Suhu perlu dijaga guna mencegah kerusakan sel darah yang dapat menyebabkan komplikasi transfusi seperti demam, infeksi bahkan kematian. Pemantauan suhu selama distribusi, khususnya pada kegiatan mobile unit, masih menghadapi kendala seperti pengaruh suhu lingkungan luar dan potensi human error saat pengukuran, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas darah. Kegiatan mobile unit di UDD PMI Kabupaten Banyumas cukup tinggi frekuensinya sehingga didapatkan permasalahan suhu yang tidak termonitor dengan baik selama transportasi darah. Tujuan penelitian ini Adalah mengetahui perbedaan suhu cool box darah sebelum dan sesudah pada kegiatan mobile unit di UDD PMI Kabupaten Banyumas.
Metoda penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Pengumpulan data dengan pengamatan (Observasi) yang menggunakkan termometer sebagai alat pengukuran data suhu pada kegiatan mobile unit di UDD PMI Kabupaten Banyumas sebanyak lima belas kali kegiatan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan uji statistik T-test (Paired Sample Test).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima belas kali kegiatan mobile unit di UDD PMI Kabupaten Banyumas pada bulan Februari hingga Maret 2025, diketahui rata-rata suhu cool box darah sebelum kegiatan yaitu 6,4°C, sedangkan rata-rata suhu sesudah kegiatan 15,5°C. Rata-rata jumlah komponen whole blood yang diperoleh dalam lima belas kali kegiatan mobile unit adalah 28 kantong. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan signifikan antara suhu cool box darah sebelum dan sesudah kegiatan mobile unit di UDD PMI Kabupaten Banyumas.