EVALUASI PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI RAWAT INAP RSU MITRA PARAMEDIKA

Obat high alert adalah obat yang menyebabkan risiko tinggi ketika terjadi kesalahan dalam pemberiannya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 kategori high alert menjadi 3, diantaranya LASA (Look Alike Sound Alike), elektrolit konsentrat tinggi, dan sitostatika. Penyimpanan obat high alert sangat penting untuk meningkatkan keamanan pasien dan mengurangi risiko terjadinya kejadian yang tidak diinginkan dalam pemberian layanan kesehatan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode observasional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar checklist pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini membandingkan kesesuaian pengelolaan obat high alert berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penyimpanan obat high alert di fasilitas kesehatan sudah sangat baik untuk kategori obat LASA (Look-Alike Sound-Alike) dan elektrolit konsentrat tinggi, dengan kepatuhan mencapai 100% terhadap prosedur. Sementara itu, untuk sediaan obat yang memerlukan kewaspadaan atau perlakuan khusus, kepatuhan mencapai 83,33%. Namun, terdapat perbedaan signifikan dalam kesesuaian antara obat high alert yang disimpan dengan kartu stok. Kepatuhan 100% ditemukan pada obat NAPZA dan elektrolit konsentrat tinggi, namun kepatuhan justru 0% untuk obat keras/parenteral dan LASA. Semua hasil ini dibandingkan dengan Standar Prosedur Operasional Penyimpanan Obat High Alert sesuai Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.