GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA NON-PNEUMONIA DI UPT PUSKESMAS PALIYAN BULAN JULI – DESEMBER 2024

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. ISPA diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ISPA pneumonia dan ISPA non-pneumonia. Kasus ISPA non-pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi virus, sehingga pemberian antibiotic tidak selalu diperlukan. Namun, praktik penggunaan antibiotik yang tidak rasional masih sering dijumpai di pelayanan kesehatan primer dan dapat menimbulkan risiko resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan antibiotik pada pasien ISPA non-pneumonia di UPT Puskesmas Paliyan.
Berdasarkan data rekam medis periode Januari–Juni 2024, persentase penggunaan antibiotik pada kasus ISPA non-pneumonia tercatat sebesar Januari 26%, Februari 18%, Maret 24%, April 40%, Mei 22%, dan Juni 31%. Angka tersebut menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik masih bervariasi dan dalam praktiknya tidak selalu sejalan dengan standar WHO yang merekomendasikan penggunaan antibiotik pada ISPA non-pneumonia di bawah 20%. Namun dalam kondisi tertentu dokter di UPT Puskesmas Paliyan dapat memberikan antibiotic kepada pasien dengan diagnosa ISPA non-pneumonia sesuai dengan gejala dan kondisi pasien. Hal ini memberikan kesempatan bagi tenaga kesehatan, khususnya tenaga kefarmasian, untuk memperkuat pemantauan penggunaan obat rasional guna mendukung efektivitas terapi dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien ISPA non-pneumonia.