Prihatin, Rygyna Selkly and Utami, Artha Woro and Mayasari, Gita (2025) GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT BAHAN ALAM PADA PASIEN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (Prolanis) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN 1, KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2025. Diploma thesis, Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia.
Rygyna Selkly Prihatin.png
View (81kB)
Abstract
Dari tahun ketahun penderita hipertensi dan diabetes di Kota Yogyakarta selalu meningkat. Data terakhir tahun 2023 dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyebutkan bahwa 28.420 warga Kota Yogyakarta terkena hipertensi dan 14.595 warga terkena diabetes. Permasalahan dimasyarakat yang masih sering ditemukan yaitu penggunaan obat bahan alam untuk mengobati hipertensi dan diabetes yang kurang tepat. Penggunaan obat bahan alam yang kurang tepat mengakibatkan adanya potensi interaksi obat antara obat bahan alam dan obat konvensional. Potensi interaksi obat dapat mengakibatkan efek semakin kuat, semakin melemah, atau efeknya hilang sama sekali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran obat bahan alam yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Gondokusuman 1.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi dan diabetes yang menggunakan obat bahan alam sebagai terapi komplementer yang terdaftar pada program prolanis di Puskesmas Gondokusuman I. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 50 responden sebanyak 47 responden pernah menggunakan obat bahan alam sebagai terapi komplementer pada penyakit hipertensi dan/ atau diabetes melitus (94%). Obat bahan alam yang banyak digunakan adalah Kunir asem (17,7%), Jahe (17,7%), Sereh (12,5%), Kunyit (10,4%), Beras kencur (8,3%), Temulawak (5,2%),. Cara mendapatkan obat bahan alam yaitu dengan membuat sendiri (70,2%) dan dari tukang jamu (29,8%). Semua responden menggunakan obat bahan alam dalam bentuk cairan obat dalam (100%). Sumber informasi mengenai obat bahan alam berasal dari teman/kerabat (72,3%), media massa (17,1%), buku (6,4%), tenaga kesehatan (2,1%), dan penyuluhan (2,1%). Sebanyak 44 responden (93,6%) merasakan khasiat dari obat bahan alam setelah mengonsumsi, tetapi 3 responden (6,4%) tidak merasakan khasiatnya. Sebanyak 44 responden (93,6%) akan tetap menggunakan obat bahan alam sebagai terapi komplementer, tetapi 3 responden (6,4%) tidak melanjutkan penggunaan obat bahan alam sebagai terapi komplementer. Terdapat interaksi positif pada penggunaan amlodipin dengan kunyit, jahe dengan metformin, dan daun kelor dengan meformin. Sebaliknya ditemukan interaksi negatif pada penggunaan kayu manis dengan simvastatin, dan mengkudu dengan glimepirid serta metformin.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
| Divisions: | Prodi D3 Farmasi |
| Depositing User: | Perpustakaan Poltekkes BSI |
| Date Deposited: | 06 Nov 2025 06:46 |
| Last Modified: | 06 Nov 2025 06:46 |
| URI: | https://repository.poltekkes-bsi.ac.id/id/eprint/368 |

