ANALISIS ASPEK KEAMANAN DATA REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI PUSKESMAS KRETEK BANTUL

Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan sistem digital yang digunakan untuk merekam, menyimpan, dan mengelola data kesehatan pasien secara efisien, akurat, dan aman. Keamanan data dalam sistem RME menjadi isu krusial karena berkaitan dengan informasi sensitif pasien yang harus dijaga kerahasiaannya, kelengkapan, dan ketersediaannya. Ancaman terhadap keamanan data dapat berdampak serius, baik bagi pasien maupun institusi pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek keamanan data rekam medis elektronik di Puskesmas Kretek Bantul berdasarkan regulasi Permenkes No. 24 Tahun 2022, serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidakamanan data menggunakan pendekatan metode Fishbone (diagram tulang ikan) sebagai alat analisis penyebab masalah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, dengan melibatkan 6 informan yang terdiri dari petugas perekam medis, dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, dan petugas farmasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dan validitas data diuji melalui teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem login pengguna (single user) telah diterapkan, namun masih terdapat pelanggaran dalam penggunaannya, seperti penggunaan akun petugas lain saat pelayanan di luar gedung. Aspek kerahasiaan belum terjaga secara optimal karena tidak semua petugas memahami prinsip confidentiality. Aspek integritas juga belum didukung dengan sistem audit trail, sehingga perubahan data tidak dapat ditelusuri secara akurat. Sementara itu, aspek ketersediaan terganggu oleh ketergantungan terhadap jaringan internet yang sering mengalami gangguan. Berdasarkan analisis Fishbone, penyebab ketidakamanan data meliputi faktor manusia (kurangnya pelatihan dan kesadaran keamanan), mesin (keterbatasan perangkat dan kualitas jaringan), metode (implementasi SOP belum optimal), material (fitur keamanan sistem belum memadai), serta anggaran (terbatasnya alokasi dana untuk peningkatan system keamanan).