PEMETAAN PERSEBARAN KASUS PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERBAH SLEMAN PERIODE

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peran penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk dalam surveilans penyakit menular. Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita, terutama di negara berkembang. Berdasarkan data Puskesmas Berbah Sleman tahun 2023–2024 tercatat 61 kasus pneumonia dengan mayoritas kasus terjadi pada anak usia di bawah lima tahun. Kondisi ini menunjukkan perlunya analisis spasial dalam pemetaan kasus pneumonia untuk mengetahui persebaran kasus berdasarkan wilayah, jenis kelamin, dan usia.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Data yang digunakan berasal dari catatan rekam medis Puskesmas Berbah serta wawancara dengan petugas program pneumonia dan dokter umum. Analisis dilakukan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menggambarkan persebaran kasus pneumonia secara spasial di wilayah kerja Puskesmas Berbah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus pneumonia terbanyak terjadi pada kelompok balita (<5 tahun), dengan persebaran tertinggi di Desa Kalitirto. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak terdampak pada tahun 2023, sedangkan pada tahun 2024 distribusi kasus relatif seimbang antara laki-laki dan perempuan. Pemetaan spasial mengindikasikan adanya pengaruh kepadatan penduduk dan faktor lingkungan terhadap persebaran kasus. Kesimpulannya, pemetaan berbasis SIG dapat membantu puskesmas dalam pengambilan keputusan, perencanaan program pencegahan, serta meningkatkan efektivitas penyuluhan kesehatan masyarakat.