ANALISIS KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN DI RSUD SLEMAN

Penentuan penyebab dasar kematian (Underlying Cause of Death/UCOD) secara akurat sangat penting dalam pelaporan mortalitas dan perencanaan kebijakan kesehatan. Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) yang dikodekan berdasarkan sistem klasifikasi ICD-10 dan dibantu oleh Tabel Medical Mortality Data System (MMDS) dapat meningkatkan ketepatan kodifikasi diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan penentuan kode diagnosis penyebab dasar kematian, mengetahui ketepatan kode diagnosis penyebab dasar kematian, faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan, serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketepatan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sampel berupa 59 sertifikat medis penyebab kematian diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, lalu dianalisis menggunakan reduksi data dan triangulasi teknik.
Dari 59 sampel SMPK, diperoleh hasil bahwa 51% pengisian kode diagnosis sudah tepat berdasarkan tabel MMDS, sementara 49% tidak tepat. Faktor penyebab ketidaktepatan antara lain adalah belum adanya SOP khusus terkait pengisian SMPK, serta keterbatasan pemahaman PMIK terhadap penggunaan tabel MMDS secara menyeluruh. Kesimpulan dari penelitian masih terdapat ketidaktepatan dalam kodifikasi penyebab dasar kematian di RSUD Sleman. Disarankan untuk merancang SOP pengisian SMPK, menyediakan pelatihan berkala untuk PMIK, serta menggunakan MMDS versi terbaru guna mendukung ketepatan penentuan UCOD.